Senin, 13 Juni 2011

arti anekdot Demokrasi

Ada seorg anak SD diberikan PR oleh gurunya dg soal “APA ARTI DEMOKRASI?”.
Sesampainya dirumah anak tsb bertanya kpd ayahnya…
Anak: Ayah, aku diberikan PR olh guru Apa Arti Demokrasi?
Ayah: supaya mudah kamu pahami, ibaratkan Ayah mu ni sebagai Pemodal atau Pengusaha, Ibumu sebagai Pemerintah, Pembantu kita sebagai Pekerja, Kamu Sebagai Rakyat, dan Adikmu sebagai Generasi Masa Depan. Setelah itu mari kita lihat kehidupan sehari2 kita.
Setelah itu Anak tsb mncoba memahami jawaban ayahnya…
Keesokan harinya ketika anak tsb pulang ke rumah dr sekolah, dia melihat rumah dlm keadaan tdk ada orang tp ada suara tangisan. Dia mncoba melihat ke kamar adiknya, dilihat Adiknya yang sedang menangis karena po2knya sdh penuh dengan kotorannya, lalu dia pergi ke kamar org tuanya, dilihatnya Ibunya yg sedang tertidur lelap, lalu dia pergi ke kamar Pembantunya, dilihatnya Ayahnya dikamar tsb sdg berada diatas tubuh Pembantunya……………………..
Singkat Cerita, Pada malam harinya ia menemui Ayahnya…
Anak: Ayah, Aku mengerti sekarang Apa Arti Demokrasi…
Ayah : Bagus, Cb jelaskan pada Ayah…
Anak: Menurut aku sprt yg Ayah ibaratkan, Demokrasi Adalah: Ketika Pemodal Menindih dan Menindas Pekerjanya, Pemerintah Tertidur Lelap, Rakyat Hanya Bisa Menonton, dan Generasi Masa Depan Dalam Keadaan Penuh Kekotoran….

Kata Pak Kierkegaard tentang KOMITMEN

Pemikiran lain yang menarik adalah sebuah dialektika eksistensialis yang menggambarkan perkembangan religiusitas manusia dari apa yang disebutnya tahap estetis, tahap etis, hingga tahapan religius. Tahap pertama adalah tahap estetis yaitu ketika manusia bereksistensi berdasarkan prinsip kesenangan indrawi, sebagaimana arti kata estetis yang bermakna mengindra. Tokoh dalam peradaban barat yang menjadi contoh adalah Don Juan yang memburu kesenangan. Tahapan kedua dicapai dengan satu lompatan menuju tahap dimana manusia bereksistensi dengan pertimbangan moral universal dalam kerangka benar dan salah. Tokoh yang dapat dijadikan contoh adalah Socrates yang mengorbankan dirinya demi prinsip moral universal. Tahap terakhir adalah tahap keimanan puncak yang tidak dapat dinilai dengan penilaian moral universal namun menemui sifat paradoks keimanan. Tokoh yang dijadikan teladan adalah Ibrahim (atau Abraham) dalam kisah penyembelihan anaknya (Ishak dalam agama Kristen dan Ismail dalam agama Islam) yang tindakannya tersebut, sebagai manifestasi dari keimanannya, tidak dapat dinilai dengan penilaian moral universal. Sebuah tindakan yang mengandung dasar paradoks karena di satu sisi Ibrahim menyerahkan diri sepenuhnya, dan kehilangan segala-galanya, dengan gerakan imannya dan di sisi lain, secara bersamaan, dia mendapatkan segalanya dengan cara yang baru. Sebuah kegilaan ilahi, sesuatu yang tidak dikutuk tapi justru dianjurkan oleh Kierkegaard, yang akan tampak absurd apabila dimasukkan ke dalam kategori moral universal.
Di dalam tahap etis, manusia memang menjadi lebih tinggi eksistensinya ketimbang pada tahap estetis sebab terdapat pengambilan keputusan. Akan tetapi, karena manusia bukan hanya makhluk yang mewaktu melainkan juga mendamba keabadian untuk melampaui momen-momen kehidupan, maka tahap etis ini pun belum mencukupi.Dengan masuk ke dalam tahap religius, barulah manusia dapat mengungkap seluruh kodratnya dengan menyintesiskan antara yang mewaktu dan yang abadi. Untuk dapat menyatukan seluruh fragmen kehidupannya, manusia perlu memberikan komitmen, misalnya dalam perkawinan atau kepada Tuhan. Inilah yang disebut Kierkegaard sebagai “lompatan”. Komitmen selalu berkaitan dengan masa kini dan masa depan, padahal masa depan ditandai dengan ketidakpastian dan kemungkinan. Dengan membuat komitmen, manusia membuat masa depan yang “tidak pasti” itu menjadi “pasti,” sekurang-kurangnya dalam subyektivitas manusia, yakni dengan memusatkan diri pada pihak yang diberikan komitmen.

Pro dan Kontra kedatangan Anasurbaningrum ke kampus Hitam Putih USU

Pro dan Kontra kedatangan Anasurbaningrum ke kampus Hitam Putih(saya krg sepakat kampus Hijau sj) FISIP USU15/04/2011Bagi Mahasiswa Idealis: Mungkin akan menolak kedatangan seorg ketum partai politik demi menjaga indepedensi mahasiswadengan tegas terserah metodenya apapun Bagi Mahasiswa Opurturnis dan Pragmatis: mungkin akan memanfaatkan kedatangan seorg ketum partai ntk menjilat dan mencari jaringan ntk bermaen politik kedepanBagi Mahasiswa Apatis: mungkin akan duduk diam atau tdk hadir dalam forum seorg ketua partai yg sdg berkuasa trsbutBagi Mahasiswa yg Terjebak Nilai Kuliah: mungkin akan dtg dari pagi duduk diam memperhatikan sampai habis acara, mencatat seluruh isi materi dan akan mencari kesempatan ntk bertanya agar sapa tau nambah nilai.Bagi Mahasiswa yg Berbeda Partai: mungkin akan hadir disana, dan mempersiapkan pertanyaan2 kritikan2 ntk menjatuhkan marwah seorg ketua parpol tsb. (walaupun ada jg yg tak berpartai td menjatuhkan demi keresahanya)Bagi Mahasiswa yg sudah Tamat: mungkin akan dtg melihat2 dan memperhatikan ntk belajar sekaligus melihat, mengawas dan menjaga bgmn sikap adek2nya dgn kedatangan tokoh politik tsb.Bagi Mahasiswa yg sedikit Idealis sedikit Eksistensialis: mungkin akan menolak kedatangan ketua parpol yg mghancurkan bangsa trsbt, sambil mengutuk d dunia maya atau media massa agar org melihat bahwa dia idealis. (walaupun niat dan tujuan tu ada d hati)Tapi mungkin bagaimana mahasiswa yg coba berfikir: akan bertanya kenapa dia bisa dtg ke kampus yg seharusnya terjaga dr urusan politik eksternal, apa tujuan dia dtg yg tentunya sudah kita ketahui semua, seorg ketua parpol dmn dia pun berada adalah ntk pencitraan partainya. bagaimana dia bisa dtg, apa dampak kedatangannya, apa seharusnya yg dilakukan setelah kedatangannya, apa tindakan preventif agar tdk terjadi lagi. mengambil pembelajaran buruk dr kedatangannya, dpt menyaksikan lgsg karakter dan cara berfikir org2 Hipokrit yg memang telah terlena pemikirannya karena kemewahan d gedung2 dan fasilitasnya yg semuanya dr rakyat. terlihat dr jawaban atas2 pertanyaan2:1. kenapa hrs ada kartelisasi politik (setgab)2. kenapa hrs ada gdg DPR RI yg baru3. kenapa selama ini masih Demokrasi Prosuderal Tidak SubtansialJawaban2:1. Koalisi di adakan agar tercipta institusi parpol ("bukan ntk kepentingan rakyat")2. Kebijakan Gedung Baru adalah Kebijakan Politik jd sah2 saja ("tidak sejalan dgn kondisi rakyat dan kinerja anggota DPR RI")3. Untuk menuju Demokrasi Subtansial harus melalui dan menyelesaikan Demokrasi Prosudural ("Prosesnya Mengorban dan Mengexploitasi Rakyat, dan beliau kayaknya perlu kuliah lg di Ilmu Politik USU krn krg paham makna Subtansi Demokrasi")Memang kita berharap kampus kita tak akan pernah mem "Biru", Meng "Kuning", Meng "Hijau", Me "Merah" atau apapun simbol2 warna partai lainnya. Tapi kita berharap dan juga berjuang Kampus kita tetap Hitam sebagai simbol warna Ilmu Pengetahuan dan Putih sebagai simbol warna Kesucian atau Independen dr segala kekotoran2 dan kejahatan2 yg dp menghancurkan nilai "Akademia" ini!!!(pendapat yg mgkn msh belajar dan mgkn bagian dr bbrp mahasiswa d atas)
Muda Mudi As Usual - Aktifis Demo kartunBeni&Mice majalah Jakarta
Katanya Pemimpin SeIdealnya adalah dari Para Pahlawan dan Nabi-nabi.
akan Tetapi Nabi sudah tak akan ada lagi krn sdh d tutup yg ada Para Nabi Palsu. Pahlawan jg mgkn tak akan ada lagi krn masa2 perang fisik telah brakhir. yg ada Pahlawan tanpa tanda Jasa, yaitu Guru. mereka adalah pahlawan yang mencetak para pahlawan, mereka tak pernah mndptkn bintang jasa. akn tetapi melihat tingkah bbrp Guru blkangan ini, bnyak malah Guru yg tanpa Jasa malah mencari-cari jasa. bukanya mncetak generasi pahlawan tapi malah bandit2 baru ada yang menciptakan suasana yang menciptakan para koruptor baru nantinya. seperti yang terjadi di SDN Gadel Surabaya. menyontek berjama'ah yang akan menghasilkan jam'ah 0h jama'ah koruptor baru.  ada ungkapan yang menarik: Semua tempat adalah Sekolah "Semua Orang adalah GURU".............. artinya........

Pancasila oh Pancasila (1)

Pancasila oh Pancasila. 13 hari yg lalu diperingati hari kelahiranmu. 66 tahun yang lalu kelahiran mu dibahas dalam Sidang BPUPKI oleh para founding Father's Negara ini. Untuk mewujudkan penyesuaian mu oleh semua kalangan pembahasanmu di selesaikan dalam tim 9 yang dipimpin oleh Presiden pertama Negeri ini. engkau jadi Dasar Menegara atau Weltangsauhg Negara ini. Di dalam mu katanya terdapat semua inti dari Ideologi yang ada.
Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmah kebijsanaan dalam Permusyawatan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Lambang2 dari setiap Pasal mu diletakkan di Dada Burung Garuda yang menjasi Lambang Negara ini.
Akan Tetapi belum berselang 3 dasawarsa kelahiranmu. Pancasila Sila ke 4 sudah menjadi alat untuk melahirkan Kekuasaan seumur hidup atau monarki baru dengan melahirkan Dekrit 5 Juli oleh Presiden pertama negeri ini. Padahal kondisi perekonomian saat itu sangat membuat terjadi pemberontakan dmn2. sampai rakyat negeri ini pun memakan sampah bemi mndamaikan rongrongan perutnya yang lapar. maka urutanmu berubah jadi
Pancasila:
1. Kerakyatan Yang di Pimpin oleh Himah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
2. Kemanusiaan Yang adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Ketuhanan yang Maha Esa
5. Keadilan Sosial (dan Ekonomi) bagi seluruh Rakyat Indonesia

Lalu selanjutnya. Selama 32 tahun engkau menjadi satu alat pemaksaan demi kelanggengan sebuah kekuasaan.
dengan alih-alih sebagai alat pemersatu bangsa maka engkau dipakai untuk memaksaan semua golongan memaki dirimu menjadi dasarnya. padahal kita semua tau bahwa segala sesuatu yang dipaksakan tak pernah baik atau berakhir dengan buruk. Demi eksistensimu adab bangsa ini tak dipeduikan. tindakan represif atau anti kemanusiaan dilakukan pemerintah yang memaksakan eksistensimu hadir dalam setiap lini kehidupan.
Urutan Pasal Pasalmu bersifat Kontekstual atau kondisional
Pancasila:
1. Persatuan Indonesia
2. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawartan perwakilan
3. Ketuhanan Yang Maha Esa
4. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
5. Kemanusiaan Yang adil dan Beradab
Setelah itu selama 13 tahun engkau dilupakan karena demi menghapus memori stigma buruk tehadap mu. bagaimana nasib mu kini??? apa yg bisa kau lakukan terhadap carut marutnya Negara ini. katanya kau bisa menjadi salah 1 pilar penyelesai kemajemukan dan ambang kehancuran Intergrasi Negara ini. Terkadang sesuatu yang di sayangi katanya akan sangat berarti ketika sesuatu itu hilang. agama menjadi dalih untuk menghancurkan persatuan bangsa ini saat ini. Padahal menurutku semua analisis kondisi hari ini yang ditampilkan hanyalah kamuflase dari permasalah subtansi kondisi hari ini. Permasalahan Perut atau Ekonomi adalah penyeban utama Chaosnya Negara ini. Kenapa Demikian. Karena alam Pikir bangsa ini di arahkan untuk meNuhankan Materi, sedangkan kondisi Material Negara ini habis2an dilacurkan ke Negara asing tanpa pembayaran yang setimpal terhadap Harga diri Bangsa ini. kita disajikan dengan angan-angan kepemilikan materi-materi atau teknologi mewah dan terbaru. tetapi apa daya kita harus dulu memeras keringat, membanting tulang dan menghantukkan kepala ini sekencangnya. permasalahan Teror atas nama Agama menjadi alat wacana penutupan dari masalah subtansi yang ada. Karena agama menjadi masalah yang ada. Maka Pancasila dihadirkan sebagai penyelesaian masalah2 yang ada hari ini. maka urutanmu sekarang ini ada yang mengatakan urutan mu harus dibalik dari awal kelahiranmu (1-5 menjadi 5-1)
ada juga yang mengatakan seharusnya:
Pancasila:
1. Keadilan Sosial (dan Ekonomi) bagi Seluruh Rakyat Indonesia
2. kemanusiaan yang adil dan beradab
3. persatuan Indonesia

Setelah 3 Sila ini diterapkan maka bisalah kita ber Agama dengan baik maka sila selanjutnya

4. Ketuhanan Yang Maha Esa

Setelah 3 sila tadi lalu kita dapat beragama dengan se Idealisnya maka kita dapat melahirkan para Nabi dan Pahlawan untuk memimpin bangsa ini.
maka sila terakhir.

5. Kerakyatan Yang DiPimpin (Oleh Para Pahlawan atau Nabi atau Yang Mengikuti jejak Mereka) oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan.
Tesis, Anti Tesis, Sintesis (HegeL)
Vini, Vidi, Vici (imperial)
Suka, Sayang, Cinta
Gold, Glory, Gospel (Imperial oriented)
Iman, Islam, Ihsan
Berilmu, beriman, beramal (bg Syamsir)
LK I, LK II, LK III (HMI)
PD I, PD II, PD III (Dekanat)
Harta, Tahta, Wanita (Quraisy)
Ego, id, Super Ego (Sigmund Freud)
Estetis, Etis, Religius (Kierkegaard)
kesadaran Magis, Naif, bebas (Paulo Freire)
Life, Liberty, and Property (John Locke)
Liberte, Egalite, Fraternite (JJ rouseu n Montesq)
Eksekutif, Legislatif, Yudikatif (separation of power)
Materialisme, Dialektika, Historis (Marx)
Materialisme, Dialektika, Logika (Tan Malaka)
naturalisme, nihilisme, eksistensialisme ateistik (Friedrich Nietszche)
citius, altius, fortius (slogan pesta olahraga Olimpiade).
Alam, Manusia, Tuhan (perjalanan Filsafat)
Boyan , Sugi , Ulee Kareng (tempat nongkrong anak komisariat sekarang)
Dono, kasino, indro..(warkop DKI)